Kamis, 27 Desember 2007

Awan di pengunungan

Ingat waktu pulang dari nikah teman...pagi hari itu, aku dapat kreta yang gerbongnya tidak terlalu penuh. Memang sebelumnya keingananku untuk tidak banyak cakap-cakap (ngobrol) sama orang dan ke tepatan aku duduk sendiri. Ku pandangi daerah yang dilalui kreta, yang sekali-kali di iringi dengan suara kreta yang keras dan khas. kurasakan betapa segarnya udara di luar sana, sepertinya tak ada polusi, suara yang terdengar hanyalah suara kreta raut wajah orang yang disekitar yang begitu ramah.
Lalu ku ku pandangi sebuah gunung yang jauh disana, dan ku berpikir alangkah indahnya kalau kucoba sekali- kali bertapa ( ber muhasabah) dipuncak gunung. Ketika hari hendak terak melihat matahari terbit, menyentuh awan-awan yang sangat dingin...berlari kecil diantara pada rumput dan bunga edelweis. Mengirup udara yang segar, merasakan tiupan angin yang sedang berlalu bersama dengan awan...mungkin saat itu ku kan menangis terharu, karena tak dapat membawamu pergi bersama ku menikmati udara pengunungan.






*semoga akhir tahun mendewasakanku*

2 komentar:

Dika Amelia Ifani mengatakan...

Keren gambarnya...
Jadi maukah ukhti mengajakku untuk berlari kecil melewati padang ilalang dengan semerbak edelweiss.. sambil berbagi ayat-ayat qur'an yang terpahat dalam dada-dada kita? :)

-Memang naik kereta paling romantis,,hehe

Rohni mengatakan...

benar banget dika, apalagi keretanya pagi-pagi,bisa ngelihat-lihat...