Rabu, 07 Mei 2008

LUPUS

Penyakit ini karena faktor genetik, yang menyebabkan tubuh menjadi overacting terhadap rangsangan dari sesuatu yang asing dan membuat terlalu banyak antibodi atau semacam protein yang malah ditujukan untuk melawan jaringan tubuh sendiri, jadi bisa dikatakan 'polisi yang pemberontak', bisa dibayangkan kalau antibodi sendiri menganggap sel-sel dari organ tubuh menjdai lawannya. Biasanya penderita lupus baru mengetahui mereka terkena lupus setelah beberapa kali bolak-balik ke dokter dan ke laboratorium, karena untuk mendiagnosa seseorang positif terkena lupus sangat sulit. Pada umumnya penderita lupus kebanyakan adalah perempuan, entah kenapa hal itu terjadi, tapi mungkin saja DNA pengkode antibodi 'pemberontak' itu dibawa oleh wanita. DNA itu lah yang akhirnya memberikan informasi yang berbeda, yang seharusnya instruksinya 'teman' berubah menjadi 'lawan'. Antibodi yang berlebihan ini, bisa masuk ke seluruh jaringan dengan berbagai cara dapat langsung menyerang jaringan sel tubuh, seperti pada sel-sel darah merah yang menyebabkan selnya akan hancur. Inilah yang mengakibatkan penderitanya kekurangan sel darah merah atau anemia. Dapat juga dengan cara antibodi 'pemberontak' bergabung dengan antigen (zat perangsang pembentukan antibodi), membentuk ikatan yang disebut kompleks imun.Gabungan antibodi dan antigen mengalir bersama darah, sampai tersangkut di pembuluh darah kapiler akan menimbulkan peradangan.proses peradangan akan berkepanjangan dan akan merusak organ tubuh dan mengganggu fungsinya. Selanjutnya, hal ini akan terlihat sebagai gejala penyakit. Kalau hal ini terjadi, maka dalam jangka panjang fungsi organ tubuh akan terganggu.
Tanda-tanda terkena lupus biasanya adanya bercak kemerahan yang menyerupai kupu-kupu di muka, punggung atau bagian kulit yang lain, kemerahan ini dikarana terkena sinar matahari langsung, ada juga yang pegel-pegal seluruh sendinya, ada juga yang trombositnya terus turun sehingga penderita merasa lemah, lesu, banyak tanda-tanda yang lain. tanda-tanda ini berbeda tiap penderita tergantung dari organ mana yang lebih dahulu diserang oleh antibodi pemberontak tersebut.
Pengobatan yang digunakan dengan obat-obat penekan imun tubuh, untuk mencegah agar antibodi 'pemberontak' tersebut tidak menyerang organ-organ yang lain.ya, tetap aja, segala macam obat ada keuntungan dan efek sampingnya. karena penderita lupus biasanya mengkomsumsi obat dalam jumlah banyak dan rutin, maka efek samping obat-obat penekan sistem imun tersebut sangat terlihat seperti kebutaan.
Kemarin saya berkunjung ke penderita yang terkena lupus, dari cerita yang beliau sampaikan penyakitnya tersebut ketika awalnya bukan diduga sebagai lupus, tapi pemecahan pembuluh darah didaerah hidung sehingga menyebabkan mimisan, makan obat macam-macam, ternyata mimisanya tidak berhenti. trus disarankan periksa darah ternyata hasil lab nya Tr 5000 sel/dL, kemudian diduga penyakit types, dikasih obat macam-macam juga ternyata ga memberikan efek malah Trombositnya turun menjadi 1000 sel/dL dan akhirnya dokter mendiagnosa ITP (Immune Thrombocytopenic Purpura), dikasih obat yang macam0macam juga, tetap saja tidak memberikan efek yan signifikan dan akhirnya pindah rumah sakit dan dokter pastinya didiagnosa lah bahwa beliau mengidap lupus. Beliau menggunakan obat-obat penekan imun (glukokortikoid) dari tahun 2005 sampai sekarang, dan akhirnya karena penyakit lupus dan glukokortikoid tersebut sekarang beliau tidak bisa melihat karena adanya gangguan terhadap retina matanya.
Tanggal 10 Mei ini akan ada acara world lupus day yang dipersembahkan oleh Syamsi dhuha foundation yang bekerja sama dengan sekolah farmasi ITB di Aula barat ITB. Banyak teman-teman odapus (orang dengan lupus) dan dokter-dokter yang berkaitan dengan lupus seperti spesialis rematoid, alergi, dan lain-lain. yel-yel panitianya : Care for Lupus, your caring saves lives...





Tidak ada komentar: